bismillah.....
nih cerita very veryy late post banget dah :) tapi diputuskan tetap dipublikasikan guna kemaslahatan banyak pihak ;p
kayak biasa sehari sebelum raya kami buat lontong kebangsaan keluarga. siapa lagi yang buat kalau bukan nenek! :))
aku dan anak anak nginap di rumah nenek sementara ayahnya stay di rumah kami aja dan habis sholat ied di masjid raudhatul Jannah baru datang ke rumah nenek .
tapi besoknya kami terlambat datang ke lapangan sholat ied.. bangunnya siih awal banget tapi karena sibuk tak menentu aja jadinya telat deh datangnya. Sampai di lapangan, jamaah udah sholat hampir raka'at kedua. Untung nenek masih bisa ikutan walau sempat ngomel ngomel hiii. sementara zahwa mewek mewek karena ga bisa ikutan sholat ied berjamaah. huhuuuuuu mau sholat.. kata zahwa sesunggukan. pas disuruh sholat sendiri, dianya gak mau trus bilang, "mau sholat semuanya sama orang orang". huuu kasian putri kecilku..
finally dia bisa tersenyum |
suasana di lapangan sholat ied |
her ied second day gown |
so ketika sampai dirumah sepupuku itu sekitar jam 11 malam, kami semua langsung tidurrr..
besoknya,
Ternyata tidur di kampung itu sangat menyenangkan, udara sejuuk dan tidak ada nyamuk pulak, Alhamdulillah anak anak kami tertidur pulas dan bangun dengan riang gembira apalagi setelah melihat suasana kampung di pagi hari yang sangat menyegarkan.
laskar pelangi |
rumahnya yang masih tradisional banget "rumah kampong" |
Pulau rupat ini kalau tidak salah terbagi menjadi 2 kecamatan yakni rupat utara dan rupat selatan. nah kami di bagian rupat selatannya. So di hari itu kami berniat mengunjungi rupat Utara yang konon terklenal dengan pasir putihnya.
Menuju ke sana, kami hanya menggunakan satu mobil uwak saja, sementara aku dan suamiku menggunakan motor yang kami pinjam dari sepupu. kenapa? karena jalan nya yg rusak paraaah itu!! Mana itu satu satunya jalan lagi, so mendingan kami naik motor. tapii ternyata jaraknya 60 km saudara saudara! setelah kami hitung dari meteran di dashboard motor, dan itu memakan waktu sekitar 3 jam. Bayangkan!! yang harusnya jarak segitu bisa ditempuh kurang dari satu jam kalau jalannya normal gak rusak. Kayaknya ini menjadi Pe Er berat bagi pemerintahan Kabupaten Bengkalis buat menata jalan jalan poros yang ada di daerah daerah terpencil agar bisa membuka akses ke destinasi 2 tsb.
Sesampainya kami di pantai tersebut, kami disuguhkan dengan pemandangan pantai yang landai dan berpasir. tapi sayangnya harapankami tidak sesuai dengan kenyataan. Apa ekspektasi ku yang terlalu berlebihan kali ya???
Awalnya aku membayangkan pantai yang benar benar bersiih, berpasir putih halus dan terhampar luas gitu seperti yang pernah diberitakan di acara acara tv, tapi ternyata salah. Pantainya sendiri memang luaaas banget dan bersih bahkan ditepian pantai itu banyak motor motor yang berseliweran. ini menandakan kalau pantai tersebut keras meski berpasir. dan konon katanya panjang pantai berpasir yang bisa dilewati ini mencapai 10-15 kilo meter, sayang fasilitasnya benar benar kurang memadai. Air lautnya juga kurang hijau. atau mungkin karena aku sudah pernah menikmati pantai pantai keren seperti di kepulauan seribu dan Bali sehingga ketika melihat pantai rupat nilainya jadi terpental jauh dimataku. Sebenarnya kalau digarap sempurna, pantai ini tentulah menjadi primadona di Riau yang nota bene kuraang banget sama pantai. Tapi overall rupat ini bisa dijadikan desa wisata yang bagus banget di Riau. karena kultur melayunya yang masih amat kental dan sejarah yang masih terpelihara. dan aku amat sangat suka sama suasananya :)
balik lagi ke ceritaku, sepulangnya dari pantai, kami kehujanan. karena yang naik motor cuma aku sama suami soo jadilah kami basah kuyup dan kedinginan di malam itu. untung gak sampai demam.
besok paginya,
Hujan yang mengguyur rupat semalam (setelah lama banget gak hujan kata mereka) tentulah membuat jalan yang rusak parah dan berlobang itu mejadi kolam lumpur. Alhasil ketika hendak balik ke dumai kami mesti melaui jalan jalan tersebut dengan perasaan takut dan deg degan. Dan ketika sampai di RoRo penyebrangan, kami seperti keluar dari desa yang mencekam hahahaha.. ampuuun deeh kata nenek dia gak mau balik lagi ke rupat dalam 4 atau 5 tahun kedepan serbelum jalan jalannya diperbaiki.
anak gadis di pantai rupat |
ziyad backgrounndnya pantai rupat yang panjaaang banget |
ni contoh jalan yang masih dikatakan normal, ga rusak, bayangkan yang rusaknya!!! |
rumah lembaga Adat |
masjid rayanya |
Sesampainya di dumai, kami checkin dan istirahat di hotel. dan sorenya berkunjung ke rumah mak long kami (kakak bapakku) di desa puak.
besok paginya sebelum balik ke pku kami sarapan dan anak anak berenang..
bye bye rupat dan dumai.. see you next time Insha Allah..
0 diarys comments:
Post a Comment