Bismillah..
Setiap yang bernyawa pasti kembali kepada Allah..
Innalillahi wa inna Ilaihi Roji'uun......
Telah berpulang ke rahmatullah kakak dari ibuku (Mak Ida), di Bangkinang Hari Sabtu Tanggal 1 September 2012 pukul 11.an siang..
Baru satu minggu sebelumnya kami masih bertemu dengan mak ida, bersenda gurau, ketawa ketawa di hari raya syawal. tidak ada tanda tanda akan berpisah dengannya untuk selama lamanya, tapi ternyata Allah berkehendak lain, Janji Allah telah sampai padanya. Bagaikan mimpi, seakan tak percaya aku diberitahu kalau beliau telah tiada...
Di hari itu sabtu, ketika bangun tidur aku diberitahu ibu, kalau mak ida sakit dan mau berobat ke pekanbaru, tepatnya di sense china. reaksiku sih biasa saja, karena mak ida memang pernah juga berobat ke sinshe china tsb sebelumnya. katanya perutnya sakit dan sudah berobat kedokter dan bidan tiga kali tapi belum sembuh juga.
kebetulan dihari itu juga ada tamu yang akan berkunjung ke rumah kami, kak taty dan familynya yang dari malaysia. jadilah ibuku sibuk menyiapkan masakan untuk menyambut tamu tersebut. kemudian sandra (anak mak ida) menelpon ibuku lagi mengabarkan kalau mak ida sakitnya semakin parah. ibuku sudah ngotot serta marah sambil menyuruh sandra agar mak ida secepatnya dibawa ke rumah sakit di bangkinang saja untuk pertolongan pertama. tapi sandra bilang kalau mak ida bersikeras tidak mau dibawa ke Rumah sakit. Malah katanya beliau sempat menggigit bajunya karna tak mau dibawa ke RS.
Sekitar jam 11 aku dan suami bergegas ke bangkinang dengan niat mau membawa mak ida ke RS. ibuku tinggal di rumah menunggu tamu yang sudah diperjalanan. (kami sama sekali tak terfikir kalau mak ida kondisinya sudah seperti itu ). Rencananya sepulang tamu, ibuku dan kakakku baru akan pergi nyusul ke bangkinang.
Diperjalanan Aku kembali di telpon , mereka mengabarkan kalau mak ida sudah tiada, Ya Allah.. secepat kilat saja rasanya , baru tadi sandra nelpon ibuku mengatakan kalau mak ida mau berobat ke pekanbaru, tapi dalam hitungan jam, beliau sudah pergi selama lamanya..
Diperjalanan, air mataku tak bisa berhenti keluar, terbayang mak ida semasa hidupnya. Betapa beliau menyayangi kami. Aku menyesal kenapa tidak sempat pergi membawanya ke RS, dan tidak bisa menyaksikan ketika ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Apapun, aku hanya bisa berdoa, semoga Mak Ida Diampunkan dosa dosanya, Ditinggikan derajatnya di sisi Allah. Dimasukkan kedalam FirdausNya. Aamiin, Alfatihah....
0 diarys comments:
Post a Comment